ANALISA ASAM AMINO DAN PROTEIN

                       

 

 

 

 

 

 

 

 

KELOMPOK :

                   NAMA        : Andi Marwah Bakri

                   NIM             181051301059

                   ASISTEN   : Andi Citra Pratiwi, S.Pd. M.Ed

 

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

                                2018

 

 

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOkimia

ANALISA ASAM AMINO DAN PROTEIN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

HALAMAN  PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Biokimia “Analisa Asam Amino dan Protein” disusun oleh:
            Nama                           : Andi Marwah Bakri
            NIM                            : 181051301059
            Kelas/Kelompok         : Pendidikan Biologi C/III

Telah diperiksa oleh Asisten dan Koordinator Asisten,  maka laporan ini dinyatakan diterima.

 

                                                 Makassar,   November 2018

 

Koordinator Asisten,                                                            Asiten,

 

 

(Djumarirmanto,S.Pd)                                  (Andi Citra Pratiwi,S.Pd, M. Ed)
                                                                                               

 

                                                                Mengetahui,
                                                                Dosen Penanggung Jawab

 

 

(Hartati, S.Si, M.Si, Ph.D)

NIP. 19740405200003200

 


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Makhluk hidup membutuhkan makanan yang bisa dicerna agar dapat menghasilkan tenaga dan panas bagi tubuh. Dengan asupan makanan yang baik dan cukup, kita dapat melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Makanan merupakan sumber energi untuk berolahraga, belajar, dan aktivitas lain. Salah satu zat makanan yang berperan sebagai sumber energi adalah Protein.

Protein adalah zat organik yang mengandung karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, sulfur, dan fosfor. Protein sangat dibutuhkan oleh setiap organisme dan mikroorganisme dalam kelangsungan hidupnya. Protein berguna untuk metabolisme sel, pembentukan jaringan, dan lain-lain ( Ode, 2015 ). Protein juga merupakan zat gizi yang sangat penting bagi tubuh karena disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pengatur dan pembangun. Molekul  protein  juga  mengandung  fosfor,  belerang, dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.

Terdapat berbagai cara dalam pengujian terhadap protein yaitu dengan reaksi uji asam amino dan rekasi protein. Reaksi uji asam amino itu sendiri terdiri dari uji millon, uji sulfur, uji xantoprotein, uji biuret dan uji ninhidrin. Pada uji asam amino terdapat uji bersifat umum dan uji berdasarkan jenis asam aminonya. Seperti halnya uji millon bersifat spesifik terhadap tirosin, uji biuret bereaksi positif terhadap pembentukan senyawa kompleks Cu gugus –CO dan –NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Serta uji Xantoprotein berekasi positif untuk asam amino yang mengandung benzena.

Oleh karena itu, untuk membuktikan teori-teori yang ada tentang protein maka kami melakukan beberapa percobaan. Diantaranya, uji penetuan konsentrasi cara biuret dilakukan untuk mengetahui perbedaan konsentrasi terhadap suatu laruta sedangkan reaksi perubahan warna dilakukan untuk melihat protein yang dikandung pada setiap sampel dengan mengamati perubahan warna yang terjadi pada setiap bahan percobaan.

B.     Tujuan praktikum

Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat melakukan analisa asam amino dan protein dengan menggunakan uji Ninhidrin dan uji Biuret.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Semua organisme hidup, mulai dari mikroba hingga mammals, terdiri dari zat-zat kimia dari kedua dunia organik dan anorganik, yang muncul di sekitar proporsi yang sama, dan melakukan tugas-tugas umum yang sama. Hidrogen, oksigen, nitrogen, karbon, fosfor dan sulfur biasanya membuat lebih dari 99% dari massa sel-sel hidup, dan ketika dikombinasikan dalam berbagai cara bahkan bentuk hampir semua dikenal sebagai biomolekul organik. Mereka awalnya digunakan dalam sintesis sejumlah kecil blok bangunan yang pada gilirannya digunakan pada pembangunan sejumlah makromolekul penting ( Sumitro, 2017: 63 )

Kebutuhan harian protein pada tiap orang tergantung pada jenis kelamin, usia, berat badan, aktivitas, dan kondisi kesehatan secara umum. Asupan protein yang direkomendasikan adalah sebanyak 0,8 gram per kilogram berat badan per hari. Jadi untuk orang yang memiliki berat badan 70 kg, maka kebutuhan protein per harinya adalah 56 gram.

Kandungan zat gizi makro dalam bahan pangan yang terdiri atas karbohidrat, lemak, dan protein, sedangkan gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral. Protein sebagai salah satu zat gizi makro memiliki fungsi di dalam tubuh yaitu untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang telah ada. Protein tersusun atas dua puluh asam amino yang berbeda. Tubuh manusia tidak dapat mensintesis sembilan asam amino diantaranya isoleusin, leusin, lisin, methionin, fenilalanin, threonin, triptofan, valin, dan histidin. Asam amino tersebut dikenal sebagai asam amino esensial yang hanya didapat dengan mengonsumsi sejumlah makanan ( Purwaningsi, 2013).

Asam amino merupakan komponen utama penyusun protein, yang dibagi dalam dua kelompok, yaitu asam amino-esensial dan non-esensial. Asam amino esensial tidak dapat diproduksi dalam tubuh sehingga sering harus ditambahkan dalam bentuk makanan, sedangkan asam amino non-esensial dapat diproduksi dalam tubuh (Ode, 2015)

Protein berkualitas tinggi mudah dicerna dan mengandung asam amino esensial (EAA) makanan yang memenuhi syarat yang sesuai dengan kebutuhan manusia. Protein, makromolekul paling melimpah yang ditemukan dalam sistem biologis, hadir dalam berbagai bentuk seperti struktural, enzim, hormon, antibodi, reseptor, molekul sinyal, dan sebagainya, memiliki fungsi biologis tertentu. Protein diperlukan untuk fungsi-fungsi utama tubuh termasuk penyediaan asam amino esensial dan perkembangan dan perawatan otot-otot ( Mohanty, 2014).

Protein adalah makromolekul yang terdiri atas asam-asam α-amino yang saling berikatan dengan ikatan kovalen diantara gugus α-karboksil asam amino dengan gugus α-amino dari asam amino yang lain. Ikatan antara asam amino tersebut adalah ikatan peptida yang disebut polipeptida. Molekul protein dapat terdiri atas satu atau sejumlah rantai polipeptida dan setiap rantai dapat terdiri atas ratusan hingga jutaan residu asam amino (Adnan, 2015: 24).

Protein merupakan polimer asam amino yang bertanggung jawab untuk melaksanakan intruksi yang terdapat dalam kode genetik. Dua puluh asam amino yang berbeda digunakan untuk mensintesis protein. Setiap protein mempunyai struktur dan fungsi spesifik untuk menjalankan sebuah aktivitas yang menjadi ciri individualitas sel, jaringan, organ atau sistem organ. Sebuah sel yang khas berisi ribuan protein yang berbeda, masing-masing dengan fungsi yang berbeda. Sebagian besar protein berfungsi sebagai enzim yang mengkatalis reaksi. Hampir setiap reaksi dalam sel hidup  membutuhkan enzim. Protein juga berfungsi mengangkut senyawa yang berbeda baik di luar atau di dalam sel [misalnya lipoprotein dan transferin (protein pengikat besi) plasma, atau bilirubin- mengikat protein dalam sel-sel hati] (Sumitro, 2017: 64-65)

Menurut (Juliarti, 2015) setiap protein terdiri dari satu atau lebih ikatan polipeptida. Akibatnya, terdapat empat struktur  protein, yaitu sebagai berikut:

1.      Struktur primer, yaitu struktur protein yang rantai  polipeptidanya berbentuk linear

2.      Struktur sekunder, yaitu struktur protein yang rantai polipeptidanya  mempunyai pola teratur, misalnya pola memilin  (Menggulung).

3.      Struktur tersier, yaitu struktur protein yang rantai polipeptidanya  bengkok atau bergulung (berpilin) sehingga membentuk struktur tidak dimensi bulat.

4.      Struktur kuartener, yaitu struktur protein yang berkaitan dengan kenyataan bahwa bebrapa protein dapat terdiri leboh dari satu rantai polipeptida. Setiap rantai polipeptida  dapat merupakan polipeptida yang sama atau berbeda.

                        

(Sumber : Chemistry.org, 2013)

Fungsi utama protein bagi tubuh adalah untuk membantu dan mempertahankan jaringan tubuh, menghasilkan neurotransmitter bagi otak dan fungsi saraf, menghasilkan asam amino lainnya,pembentukanberbagai hormon, mempertahankan fungsi imunitas tubuh, mempertahankan keseimbangan cairan dan sebagai sumber energi. 1 (satu) gram protein menghasilkan energi sebesar 4 kalori ( Purnakarya, 2009) 


BAB III

METODE PRAKTIKUM

A.    Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagi berikut:

Waktu                         : Kamis, 22 November 2018

Pukul               : Pukul 14.30 s.d. 16.00 WITA

Tempat            : Laboratorium Mikrobiologi Lt 2 FMIPA UNM

 

B.     Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum tersebut adalah sebagai berikut:

1.    Alat

1)   Tabung reaksi

2)   Pipet tetes

3)   Penjepit tabung

4)   Rak tabung

5)   Bunsen

6)   Korek api

2.    Bahan

a.    Uji Ninhidrin

1)   Larutan Ninhidrin

2)   Sampel protein 2%

3)   Sampel asam amino 2%

4)   Sampel albumin 2%

b.    Uji Biuret

1)   10% NaOh

2)   0,1% CuSO4

3)   Sampel protein 2%

4)   Sampel asam amino 2%

5)   Sampel albumin 2%

C.    Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum tersebut adalah sebagai berikut:

1.      Uji Ninhidrin

-          Tambahkan 1 tetes larutan ninhidrin 0,1% ke dalam 3 ml larutan sampel. Panaskan campuran hingga mendidih. Amati perubahan warna yang terjadi!

2.      Uji Biuret

-       Tambahkan 1 ml sampel ke dalam tabung reaksi dan 1 ml NaOH, homogenkan. Tambahkan 1 tetes CuSO4 0,1 % kemudian homogenka dan amati jika tidak timbul warna tambahkan beberapa tetes CuSO4 sampai terbentuk warna.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil Pengamatan

1.      Uji Biuret

No.

Sampel dan Warna

NaOH

(1 mL)

 

CuSO4

(5 tetes)

Hasil Percobaan

Data Kualitatif

1

Albumin

(Bening)

 

bening 

Positif
(Ungu+
gelembung) 

 

 

 

 

 

2

Asam Amino (bening)

 

bening 

 

Negatif
(Biru + gelembung)

 

3

Protein

(Putih keruh  )

 

 

 Putih keruh

 

 

Positif
(Ungu muda + gelembung)


2.     
Uji Ninhidrin

No.

Sampel

Warna Sampel

Reagen Ninhidrin (1 tetes)

dipanaskan (mendidih)

Data Kualitatif

1

Albumin

bening 

 bening

 (Ungu kebiruan)

2

Asam amino

 bening

bening 

(Ungu pekat) 

3

Protein

Putih pekat 

 Putih keruh

(Putih keruh –gelembung)

 

 

B.       Pembahasan

1.    Uji Biuret

Uji biuret memiliki tujuan untuk mendeteksi adanya kandungan protein didalam suatu larutan uji secara kualitatif. Adanya perubahan warna pada larutan uji terjadi disebabkan karena adanya campuran antara senyawa Cu dan N dari ikatan peptida O dari air. Dimana uji biuret ini terjadi disebabkan reaksi antara ion Cu2+ dengan ikatan peptida dalam suasana yang basa. Kita ketahui bahwa Ion Cu2+ yang terdapat pada reagen biuret akan bereaksi dengan polipeptida. Adapun Reaksi antara ion Cu2+ dengan ikatan-ikatan peptida tersebut akan menghasilkan warna kompleks ungu.

Diperjelas juga oleh (M. Krishnaven, 2014) dalam Journal Phytoconstituent Study Of Brown Rice  “Biuret Test :To the extract added 4% sodium hydroxide followed by few drops of 15% copper sulphate. Appearance of purple color showed positive result”. Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa Krishnaven menjelaskan uji biuret menampilkan warna ungu ketika larutan ekstrak protein yang telah ditambahkan 4% natrium hidroksida diikuti oleh beberapa tetes tembaga sulfat 15% maaka akan menunjukkan hasil positif.

 

                

      Gambar 4.1 Uji Biuret (Sukmawaty, 2015)

Berdasarkan hasil percobaan terhadap tiga sampel albumin, asam amino dan protein maka diperoleh hasil bahwa dari ketiga larutan sampel tersebut hanya albumin dan protein yang menunjukka perubahan warna menjadi ungu dikarenakan larutan CuSo4 yang bersifat basa bereaksi dengan polipeptida, sedangkan polipeptida merupakan penyusun protein. Yang menandakan adanya protein yaitu terdapat ikatan peptida yang lebih banyak, hal itu terbukti saat penambahan larutan CuSo4  dan dikocok larutan akan berubah menjadi warna ungu yang menandakan bahwa ikatan peptidanya kuat, dan apabila ikatan peptidanya lemah saat larutan protein ditambahkan larutan CuSo4, warna ungunya akan memudar saat dikocok dan akan berubah menjadi biru hal ini yang membuat asam amino berekasi negatif karna tidak adanya ikatan peptida pada asam amino.

Hal ini juga dipertegas oleh (Sukmawaty, 2015) dalam penuntun Biokimia menjelaskan prinsip kerja dari uji biuret yaitu “dalam kondisi alkalin, biuret bereaksi dengan senyawa yang menagndung dua atau lebih ikatan peptida dan bentuk kompleks berwarna violet” hal ini semakin kuat sehingga membuktikan asam amino bereaksi negatif karna tidak ada ikatan peptida.

2.    Uji Ninhidrin

Uji ninhidrin memiliki tujuan untuk menunjukkan atau membuktikan adanya asam amino pada larutan uji. Dimana larutan ini apabila ditambahkan α naphtol dalam alkohol dan asam sulfat pekat akan membentuk warna ungu. Jika Asam amino yang mengandung gugus amina dan karboksil bebas bereaksi dengan ninhidrin akan membentuk produk berwarna. Didalam reaksi ini, gugus amina pertama melekat pada karbon alfa rantai asam amino kemudian atom nitrogen dari gugus amina bereaksi dengan ninhidrin menghasilkan warna biru keunguan. Asam amino yang memliki perlekatan gugus sekunder juga bereaksi dengan ninhidrin akan menghasilkan warna dari kuning sampai ungu. Adapun Protein yang mengandung gugus amina bebas pada karbon alfa akan bereaksi dengan ninhidrin menghasilkan senyawa berwarna biru-violet.

 

Gambar 4.2. Reaksi ninhidrin (Sukmawaty, 2015)

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tiga larutan tersebut albumin dan asam amino menunjukkan reaksi positif dengan perubahan warna menjadi ungu sedangkan pada sampel protein ketika bereaksi dengan senyawa ninhidrin terlihat berwarna putih keruh dan juga terdapat gelembung. Sebagai mana menurut prinsip kerja dari buku penuntun (Sukmawaty, 2015) dari uji ninhidrin mengatakan bahwa asam amino yang mengandung gugus amina dan karboksil bebas bereaksi dengan ninhidrin dengan membentuk produk berwarna. Dalam reaksi tersebut maka gugus amina pertama melekat pada karbon alfa rabtai asam amino kemudian atom nitrogen dari gugus amina bereaksi dengan ninhidrin menghasilkan warna biru keunguan. Dan protein yang mengandung gugus amina bebas pada karbion alfa akan bereaksi dengan ninhidrin menghasilkan senyawa berwarna biru-violet.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa gugus amina bebas pada protein tidak bereaksi sempurna dengan senyawa ninhidrin sehingga tidak menghasilkan warna violet walaupun menurut literatur yang ada bahwa asam amino yang berikatan dengan asam amino lainnya  disebut ikatan peptida dan peptida-peptida tersebut membentuk protein.

Secara lebih terperinci dapat dilihat pada reaksi yang terjadi di bawah ini:

                    

(Sumber: https://www.edubio.info, 2013)

BAB V

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum tersebut dengan menggunakan 3 larutan sampel albumin, asam amino dan protein dapat disimpulkan bahwa albumin dan protein bereaksi positif pada uji biuret artinya albumin dan protein mengandung protein, sedangkan pada uji ninhidrin untuk melihat kandungan asam amino hanya larutan asam amino dan albumin yang menunjukkan reaksi positif sedangkan protein bereaksi negatif.

B.     Saran

Dari hasil praktikum yang dilakukan, pada saat praktikum berlangsung maka praktikan sebaiknya menggunakan handskun ataupun harus berhati-hati untuk memipet dan memindahkan larutan atau senyawa karna salah satu senyawa dapat menyebabkan alergi bahkan menyebabkan kulit melepuh ketika bersentuhan dengan kulit.

DAFTAR PUSTAKA

 

Adnan, dkk. 2015. “Biologi Sel” Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Makassar. Alauddin University Press.

 

Juliarti, Widya. 2015. “ Biologi Reproduksi dan Perkembangan”. Yogyakarta: Deepublish.

 

Krishnaveni, M. 2010. “Phytoconstituent Study Of Brown Rice”. World Journal of Pharmaceutical Research Vol 3 Issue 8 (Diakses pada tanggal 26 November 2018).

 

Ngili, Yahonis. 2013. “Biokimia Dasar”. Bandung: Rekayasa Sains

 

Mohanty, Bimal. 2014. “Amino Acid Compositions of 27 Food Fishes and Their Importance in Clinical Nutrition”. Hindawi Publishing Corporation Journal of Amino Acids Vol 10 (Diakses pada Tanggal 24 November 2018).

 

Ode, La M. 2015. “Kualitas Protein dan Komposisi Asam Amino Ampas Sagu Hasil Fermentasi Aspergillus niger dengan Penambahan Urea dan Zeolit”. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), Vol. 20 No (2) hal 124-130 (Diakses pada Tanggal 24 November 2018).

 

Purnakarya, Idral. 2009. Peran Zat Gizi Makro Terhadap Kejadian Demensia Pada Lansia”. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 03. No. 2. (Diakses pada Tanggal 26 November 2018).

 

Purwaningsih, Sri. “Profil Protein Dan Asam Amino Keong Ipong-Ipong (Fasciolaria Salmo) Pada Pengolahan Yang Berbeda”. Jurnal Gizi dan Pangan, Vol 8 No (1): hal 77—82 (Diakses pada Tanggal 24 November 2018).

 

Sukmawaty, Eka. 2017. “Penuntun Praktikum Biokimia” Makassar: UIN Alauddin Makassar.

 

Sumitro, Sutiman B. 2017. “ Biologi Sel Sebuah Perspektif Memahami Sistem Kehidupan” Malang: UB Press.

.

 

 

 

 

 


Komentar

Postingan Populer