Laporan Biologi > Jaringan Tumbuhan



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang
Pada awal perkembangan tumbuhan semua sel-sel melakukan pembelahan diri. Namun, dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel menjadi terbatas pada bagian khusus dari tumbuhan. Jaringan ini tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri. Jaringan embrionik ini disebut meristem.[1]
Pada dasarnya pembelahan sel dapat pula berlangsung pada jaringan selain meristem (contohnya jaringan meristem batang), tetapi jumlah pembelahan sangat terbatas. Sel-sel meristem akan tumbuh dan mengalami spesialisasi secara morfofisiologi (mengalami diferensiasi) membentuk berbagai jaringan yang tidak mempunyai kemampuan untuk membelah diri. Jaringan ini disebut jaringan dewasa.[2]
Jaringan dewasa (permanent) adalah jaringan yang tidak meristematis. Dalam hal ini jaringan yang termasuk jaringan dewasa yaitu, jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penyokong dan jaringan pengangkut.[3]


B.  Tujuan
Adapun tujuan pratikum pada percobaan kali ini adalah :
1.    Untuk mengenal jaringan penyusun tubuh tumbuhan melalui pengamatan preparat akar, batang dan daun monokotil dan dikotil
2.    Untuk menjelaskan jaringan penyusun tubuh tumbuhan melalui pengamatan preparat akar, batang dan daun monokotil dan dikotil.
C.  Manfaat
Adapun manfaat pratikum pada percobaan kali ini adalah :
1.    Dapat mengenal jaringan penyusun tubuh tumbuhan melalui pengamatan preparat akar, batang, dan daun monokotil dan dikotil.
2.    Dapat menjelaskan jaringan penyusun tubuh tumbuhan melalui pengamatan preparat akar, batang, dan daun monokotil dan dikotil.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Pada dasarnya tumbuhan tersususn dari tiga bentuk organ utama yaitu,akar batang dan daun. Sedangkan tiga organ tersebut dibentuk oleh tiga sistem jaringan utama yaitu, jaringan dasar, jaringan dermal dan jaringan pembuluh. Ketiga sel jaringan tersebut berasal dari aktivitas sel meristem apikal tunas dan akar. Selain itu juga berisi sejumlah kecil tipe-tipe sel yang mengalami spesialisasi. Di awali dengan pembelahan sel,kemudian tumbuh dan mengalami differensiasi membentuk jaringan dan fungsi-fungsi yang khusus.[4]
Sel jaringn dasar terdiri atas tiga sel utama yaitu sel parenkim, sklerenkim, kollenkim. Sel parenkim ditemukan pada semua sistem jaringan, sel-sel parenkim adalah sel hidup. Sevara umum memiliki kemampuan untuk membela kembali dan memiliki dinding sel primer yang tipis. Sel-sel primer memiliki fungsi yang bervariasi.[5]
Jaringan tumbuhan terdiri dari atas dua :
1.    Jaringan meristem
Jaringan yang terdiri dari sekelompok sel yang tetap dalam fase pembelahan. Sifat-sifat jaringan meristem adalah sebagai berikut:
a.       Terdiri dari sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuahan.
b.      Biasanya tidak ditemukan adanya ruang antarsel di antara sel-sel meristem.
c.       Bentuk sel bulat,lonjong, atau poligonal dengan dinding sel yang tipis.
d.      Masing-masing sel kaya akan sitoplasma dan mengandung satu atau lebih dari satu inti del.
e.       Vakuola sel sangat kecil atau mungkin tidak ada.

Berdasarkan posisinya dalam tubuh tumbuhan, meristem dibedakan menjadi tiga seperti berikut:
a.       Meristem apikal, terdapat di ujung pucuk utama pucuk lateral serta ujung akar.
b.      Meristem interkalar, terdapat di antar jaringan dewasa, contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan anggota suku rumput-rumputan.
c.       Meristem lateral, terletak sejajar dengan lingkaran organ tempat ditemukannya, contohnya kambium dan kambium gabus (felogen).[6]

Berdasarkan asal-usulnya, meristem dikelompokkan menjadi dua sebagai berikut:
a.         Meristem primer, terdapat pada titik tumbuh yang menyebabkan perpanjangan akar dan batang.
b.        Meristem sekunder, terdapat pada kambium yang menyebabkan tumbuhan menjadi besar.[7]
2.    Jaringan dewasa (permanent)
Jaringan dewasa adalah jaringan yang tidak meristematis. jaringan dewasa pada tumbuhan terdiri dari jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan penguat, jaringan pengangkut dan idioblast.[8]
1.    Jaringan pelindung (epidermis)
Jaringan epidermis merupakan lapisan sel yang berada paling luar pada organ-organ primer seperti akar,batang,daun,bunga,buah,dan biji. Jaringan ini melindungi bagian dalam tumbuhan dari segala pengaruh luar yang merugikan pertumbuhannya. Jaringan epodrmis sering juga disebut jaringan pelindung. Epidermis biasanya terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat tanpa adanya ruang antar sel. Namun, pada beberapa jenis tumbuhan , sel-sel protoderm membelah berkali-kali secara periklinal (sejajar permukaan) sehingga terjadi epidermis berlapis banyak. sebagai contoh sel-sel epidermis vilamen akar anggrek dan epidermis pada daun karet (Ficus elastica).[9]
2.    Jaringan dasar (parenkim)
Jaringan parenkim merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi serta fisiologi yang bervariasi. Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar karena dijumpai hampir disetiap bagian tumbuhan. Pada batang dan akar, parenkim dijumpai di antara epidermis dan pembuluh angkut sebagai korteks. Parenkim dapat pula dijumpai sebagai empulur batang. Pada daun, parenkim merupakan mesofi daun yang kadang berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga. Parenkim dijumpai sebagai penyimpanan cadangan makanan pada buah dan biji.
3.    Jaringan penguat (mekanik)
Jaringan penguat merupakan jaringan yang memberikan kekuatan bagi tumbuhan agar dapat melakukan pertimbangan-pertimbangan bagi pertumbuhannya. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan mekanik dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan sklerenkim.
a.         Kolenkim adalah jaringan yang berperan penting sebagai jaringan penguat, terutama pada organ-organ yang masih aktif menggandakan pertumbuahan dan perkembangan.
b.         Skelrenkim adalah jaringan penguat dengan dinding sekunder yang tebal.
4.    Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xilem dan floem. Xilem meliputi trakea dan trakeida serta unsur-unsur lain seperti serabut dan parenkim xilem.trake dan trakeida berfunsi mengangkut mineral dan air dari akar sampai daun. Sementara floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke bagian organ lain seperti batang, akar, atau umbi. Floem terdiri dari buluh tapisan, sel pengiring, dan parenkim floem.
Allah berfirman dalam surah al-An’am ayat 95 :

* ¨bÎ) ©!$# ß,Ï9$sù Éb=ptø:$# 2uq¨Z9$#ur ( ßl̍øƒä ¢ptø:$# z`ÏB ÏMÍhyJø9$# ßl̍øƒèCur ÏMÍhyJø9$# z`ÏB ÇcyÛø9$# 4 ãNä3Ï9ºsŒ ª!$# ( 4¯Tr'sù tbqä3sù÷sè? ÇÒÎÈ  
Terjemahan:
“sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat ) demikian Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?”

Tumbuhan merupakan mahluk hidup ciptaan Allah yang mempunyai bentuk dan  fungsi tersendiri. Di dalam bagian dari tumbuhan terdapat berbagai macam bagian seperti daun,batang,akar dll. Di dalam struktur morfologi tumbuhan terdapat jaringan yang membantu proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.










BAB III
METODE PRATIKUM

A.  Waktu dan tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan pratikum ini adalah :
Hari / tanggal : Rabu / 7 November 2012
Waktu                         : 08.00 – 10.00 WITA
Tempat            : Laboratorium Mikrobiologi Lantai 2
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
B.  Alat dan bahan
1.    Alat
Adapun alat yang digunakan adalah mikroskop dan lap kasar/halus.
2.    Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah Preparat jadi penampang melintang akar jagung (Zea mays root), Preparat jadi penampang melintang akar kacang tanah, Preparat jadi penampang melintang batang jagung (Zea mays stem),Preparat penampang melintang batang labu (Cucurbita moschata stem), Preparat penampang melintang daun lili (Lilium sp leaf), Preparat penampang melintang daun karet (Ficus elastica leaf)



C.  Cara kerja
1.      Menyiapkan mikroskop dengan terlebih dahulu melihat kelengkapannya (mikroskop yang digunakan harus bersih dan tidak boleh berjamur)
2.      Meletakkan mikroskop pada meja datar dan mulai mencari cahaya dengan cara memutar cermin, kondensor, dan diafragma.
3.      Setelah cahaya didapatkan, gunakan preparat jadi yang akan diamati, misalnya preparat akar jagung, batang atau daun.
4.      Untuk pengamatan pertama, gunakan perbesaran kecil yaitu 5x atau 10x. Putar makrometer untuk mendapatakan bayangan obyek yang jelas. Kemudian mengggambar hasil pengamatan untuk perbesaran kecil.
5.      Putar revolver untuk mengganti perbesaran besar yaitu 40x atau 45x. Setelah menggunakan perbesaran besar, makrometer jangan diputar kembali tetapi untuk memperjelas bayangan obyek,  gunakan mikrometer.
6.      Perbesaran besar akan memperlihatkan bagan setiap preparat secara jelas. menggambar hasil pengamatan untuk perbesaran besar, kemudian membandingkan dengan perbesaran yang kecil.
7.      Setelah mengamati semua preparat, membersihkan mikroskop dengan menggunakan kain planel halus dan menyimpan mikroskop pada kotaknya






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil Pengamatan
1.    Batang jaguung (Zea mays stem)
Keterangan:
a.       Epidermis
b.      Korteks
c.       Emulur
d.      Xilem
e.       Floem
2.    Akar jagung (Zea mays root)
Keterangan:
a.       Epidermis
b.      Korteks
c.       Endodermis
d.      Xilem
e.       Floem





3.    Batang labu (Cucurbota moschata)
Keterangan:
a.       Epidermis
b.      Xilem
c.       Floem
d.      Kambium
4.    Daun lili (lLilium sp)
Keterangan:
a.       Epidermis atas
b.      Inti sel
c.       Epidermis bawah
d.      Xilem
e.       Floem

B.  Pembahasan
1.      Batang jagung (Zea mays stem)
Berdasarkan hasil pengamatan pada batang jagung yaitu batang pada jagung merupakan batang  monokotil. Batang pada jagung terdiri dari beberapa bagian yaitu epidermis yang terletak pada bagian terluar, xilem dan floem sebagai jeringan pengangkut, empulur yang terletakpada bagian tengah dan korteks. Batang pada tanaman monokotil tidak besar karena tidak mempunyai kambium.

2.      Akar jagung (Zea mays root)
Berdasarkan hasil pengamatan akar jagung terdiri dari epidermis, korteks, endodermis, xilem dan floem. Yang mempunyai fungsi masing-masing. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar ke batang dan tubuh serta memberi sokongan/kekuatan mekanis bagi tumbuhan, floem berfungsi memindahkan gula hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan, epidermis berfingsi sebagai pelindung batang yang masih mudah.
3.      Batang labu (Cucurbita moschata)
Berdasarkan hasil pengamatan pada batang labu yaitu batang labu terdiri dari epidermis, xilem, floem dan kambium. Epidermis berfungsi sebagai pelindung pada batang yang muda, xilem berfungsi sebagai pengangkut air dan garam mineral dari akar ke batang dan tubuh, floem berfungsi sebagai pengangkut hasil fotosintsis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan dan kambium befungsi untuk memperbesar batang tanaman dan terletak di antara berkas pembuluh xilem dan floem, bagian inilah yang membedakan antar tanaman monokotil dan dikotil.
4.      Daun lili (Lilium sp)
Berdasarkaisn hasil pengamatan pada daun lili yaitu daun lili terdiri dari epidermis atas, inti sel dan epidermis bawah. Yang mempunyai fungsi masing-masing, dimana epidermsi atas berfungsi untuk melindungi bagian atas, epidermis bawah berfungsi untuk melindungi bagian bawa daun lili serta inti sel terletak pada bagian dalam daun lili.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


A.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam percobaan ini yaitu penyusun tubuh tumbuhan adalah epidermis, xilem, dan floem serta terdapat juga stomata yang di temukan pada lilium sp dan trikoma serta aliran plasma ditemukan pada zea mays root. Xilem adalah pengangkut air dan garam mineral yang dari akar ke daun. Floem adalah mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh.

B.  Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1.    Pada saat mengamati atau melakukan percobaan harus teliti agar mendapatkan hasil yang baik.
2.    Dalam membuat preparat basah harus mengetahui cara melakukan pengirisan bahan yang akan dijadikan preparat yang dibuat bisa diamati dengan baik.




DAFTAR PUSTAKA

 

Aritmala, P. (2007). Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Hidayat, E. B. (1995). Anatomi Tumbuhan Besar. Bandung: Institute Teknologi Bandung.
Nugroho, L. (2004). Biologi dasar. Jakarta: Universitas Gadjah Mada.
Poedjadi, A. (2003). Dasar-dasar Biologi. Jakarta: Universitas Hasanuddin.
Sumardi, I. (2004). Biologi Dasar. Jakarta: Universitas Gadjah Mada.
Tim, d. (2012). penuntun biologi dasar. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin.






                                                                           



[1] L. Hartanto  Nugroho, Biologi Dasar (Universitas Gadjah  Mada: Jakarta,2004),h.81
[2] Ibid.
[3] Tim Dosen,  penuntun pratikum biologi (Universitas Islam Negeri Alauddin: Makassar,2012),h.13
[4]Pratita Atirmala,Morfologi Tumbuhan(Jakarta,2007),h.108


[6]Poedjadi, A. Dasar-dasar Biologi (Universitas Hasanuddin:Jakarta,2003).h,45
[7]Ibid.,
[8]Aniesajrs “Jaringan Tumbuhan”. Biogspot.com (12 Juni 2012).

[9]Issirep Sumardi,Biologi Dasar (Universitas Gadjah Mada: Jakarta,2004),h.83

Komentar

Postingan Populer